Jumat, 07 Juni 2013

ANALISIS PEMBANGUNAN DAERAH NTT



Artikel
Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Percepatan Pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, H.R. Agung Laksono, Rabu pagi (6/2) di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Menkes RI menyatakan bahwa situasi kesehatan masyarakat di Provinsi NTT masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, Kemenkes RI sangat mendukung program percepatan pembangunan di Provinsi tersebut, khususnya bidang kesehatan. Menkes mengatakan, membangun rumah sakit pratama pada daerah-daerah yang sulit dijangkau, jauh lebih baik. Menurut Menkes, RS Pratama selain bisa menjangkau daerah sulit, juga sudah dilengkapi dengan peralatan dan petugas kesehatan. Kemenkes telah menyiapkan 1 rumah sakit pratama dengan 50 tempat tidur.
Selain itu, Kemenkes juga telah melakukan pendekatan dengan investor di Bali agar dapat membangun RS bertaraf internasional, ujar Menkes. Selain itu, terkait sanitasi masyarakat, Menkes membenarkan bahwa pengadaan air masih sangat sulit di beberapa wilayah Provinsi NTT. Hal senada juga diungkapkan oleh Menko Kesra kepada sejumlah media. Pemerintah merasa prihatin dengan kondisi perekonomian, kesehatan dan pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih jauh tertinggal. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTT juga sangat rendah, yakni 62,5, padahal kita ketahui bahwa rata-rata nasional adalah 76. Jadi, IPM NTT itu urutan ke 31 dari 33 provinsi,terang Menko Kesra. Menko Kesra mengungkapkan bahwa sumber daya manusia (SDM) masih menjadi kendala utama. Misalnya, masih banyaknya tenaga kesehatan dan tenaga pengajar yang enggan bertugas di wilayah dengan medan yang berat.Cukup sulit mencari tenaga yang mau ditempatkan di wilayah pedalaman atau pegunungan meskipun ditawarkan sejumlah insentif, tambah Menko Kesra.

Analisis

Pembangunan yang di NTT masih tertinggal jauh dibanding daerah lain, minimnya sumber daya manusia yg ada di NTT menjadi salah satu kendala tidak berkembangnya pembangunan di daerah itu . masalah lainnya selain dari sumber daya manusia tingkat kemiskinan yang tinggi yang ada di NTT juga menjadi faktor terhalangnya atau tersendatnya pembangunan daerah. Kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang ada di NTT menyebabkan pembangunan tidak berjalan dengan baik seperti kota-kota lain. Jika dibandingkan dengan ibu kota NTT jauh tertinggal. Kurangnya pemanfaatan lahan yang ada di daerah tersebut membuat pembangunan tidak berjalan dengan selayaknya, tingkat pendidikan yang minim juga membuat warga penduduk engan untuk melakukan renofasi pembangunan yang layak bagi penduduk tersebut sehingga pembangunan di NTT  pun sulit untuk berkembang dan berjalan dengan baik seperti kota-kota besar lainnya. 
Solusinya, seharusnya pemerintah memperhatikan daerah-daerah yang minim akan pembangunan di daerah yang  jauh dari ibu kota, perlunya tenanga ahli untuk memfokuskan perkembangan pembangunan di NTT agar pembangunan di ntt bisa direncanakan dan di bangun dengan lebih baik lagi. Tingkat pendidikan juga seharusnya bisa diatasi yaitu dengan menyetarakan taraf pembelajaran yang sama di daerah-daerah lain, mungkin perlunya di bangun fasilitas umum yang harus di buat lebih banyak agar warga setempat juga tidak terlalu susah untuk mendapatkan pelayanan atau kenyamanan selayaknya dikota-kota besar lain.

Kesimpulan
Sebagai pulau yang memiliki salah satu 7 keajaiban dunia yaitu pulau komodo seharusnya bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik atau manca negara untuk menambak pendapatan daerahnya, namun nampaknya kesempatan itu tidak di manfaatkan dengan baik mungkin diakibatkan pengelolaan yang ada di tempat tersebut tidak  berjalan sesuai yang diinginkan. Susahnya alat transportasi yang ada di daerah NTT menjadi salah satu kendala pada wisatawan untuk berkunjung kesana.


Sumber : http://www.rsstroke.com/berita.php?id_berita=40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar